Senin, 02 Mei 2016

Tugas "Perilaku Organisasi" Sikap Dan Kepuasan Kerja

I
“PENDAHULUAN”
Dalam Perusahaan, Knowladge dan Skils saja tidak cukup untuk membangun pribadi seorang karyawan yang prima, tapi Behavior yang baik juga sangat menentukan. Lalu kenapa Behavior dikatakan menentkan ?, karena tanpa Sikap yang baik, Knowlade dan Skils yang bagus menjadi tidak berguna. Oleh karenanya, harus ada sinkronisasi antara Knowladge, Skils, dan Behavior, sehingga organisasi dapat berjalan dengan lancar, denga karyawan yang membanggakan..
Oleh karenanya, dalam proses perkuliahan semester 6 ini, mahasiswa diaggap perlu mempelajari perihal Organization Behavior.
Dalam pertemuan ke dua ini, kelopok kami di beri tugas oleh Bpk. Fransiskus Amonio Halawa, S.Kom, MM dalam mata kuliah Perilaku Organisasi untuk menjelaskan sebuah tema yang sangat memegang peran penting dalam pembinaan perilaku, yakni Sikap Dan Kepuasan Kerja.
Pengertian Sikap dan Kepuasan Kerja, terkadang masih menjadi tanda tanya bagi sebagian orang, karenanya kami memandang perlu, untuk menjabarkan topic ini. Karena akan sangat merugikan, jika karyawan yang memiliki Knowladge dan Skils yang prima namun tidak diimbangi dengan sikap yang baik, pastilah membawa dampak negative bagi perusahaan.
Dalam makalah ini, kami kelompok satu menjabarkan tentang Sikap dan Kepuasan Kerja.. Tentang apa itu Sikap ?, apa itu Kepuasan Kerja, dan apa Pengaruh Sikap dan Kepuasan Kerja pada Kinerja Karyawan.
Sekiranya apa yang kami susun dapat berguna untuk para pembaca, dan untuk dijadikan sebagai salah satu factor pembentuk Nilai Harian yang berbobot 20 % dari total Nilai Akhir Semester Kami. Kurang Lebihnya kami mohon maaf, semoga bermanfaat.

Salam Damai,
Jakarta 30 Januari 2015


Tim Penyusun
Kelompok 1







II
“SIKAP”

A.    Pengertian Sikap
Sikap atau attitude merupakan salah satu hal yang bisa diinilai dari diri seseorang.Misalkan baik buruk nya seseorang dan sebegainya.
Melihat peran sikap sanggatlah vital dalam kehidupan social membuat seseorang rela menghabiskan banyak uang untuk membentuk sikap dam kepribadian yang baik melalui sekolah kepribadian.
Secara umum,sikap bisa didefinisikan sebagai perasaan,pikiran dan kecenderungan sikap seseorang yang bersifat permanen untuk mengenal lingkungan sekitarnya.
Dengan sikap juga orang-orang atau masyarakat bisa menilai kita baik itu positif atau pun negative tergantung sikap kita terhadap orang lain,sikap juga dinamakan sebagai perilaku.
Sikap menjadi pokok bahasan menarik karena sanggat berkaitan dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya.
Berikut adalah difnisi sikap menurt para ahli :
1.      Menurut Sarnoff, “sikap adalah kesediaan untuk bereaksi baik secara negative atau positif terhadaap objek tertentu.”
2.      Menurut Notoatmondjo,”sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup bagi seseorang atau suatu stimulus atau objek”
3.      .Menurut Louis Thurston,Rensis likert dan Charkes Osgood, “sikap adalah bentuk evaluasi atau reaksi perasaan yang mendukung atau memihak.”
4.      Fishbein dan Ajzen, Oskemp,Petty dan Cacioppo, “sikap adalah penilaian positif atau negative terhadap siatu subjek.”
5.      Menurut LaPierre ,”sikap adalah pola perilaku,tendensi atau kesiapan antisipatif,dan predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi social.sikap adalah respon terhada stimulasi social yang telah terkondisikan.”
6.      Menurut Thurston, “sikap adalah derajat efek positif atau negstif terhadap suatu objek psikologis.”
7.      Menurut Kim Ball Young, “Sikap adalah predisposisi mental untuk melakukan suatu tindakan”
8.      Menurut Sherif dan Sherif, “Sikap adalah keajegan dan kekhasan perilaku seseorang dalam hubungan dengan stimulus manusia atau kejadian-kejadian tertentu”


B.     Komponen Sikap

Menurut George J. Mouly (1967) sikap memiliki tiga komponen :

1.      Komponen kognitif : yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan dan informasi yang dimilki seseorang tentang objek sikapnya atau komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan atau bagaimana mempersepsi objek
2.      Komponen afektif : komponen yang bersifat evaluatif yang berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang
3.      Komponen konatif : kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan objek sikapnya atau komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek.


C.    Konsistensi Sikap

Pada umumnya, penelitian menyimpulkan bahwa individu mencari konsistensi diantara sikap mereka serta antara sikap dan perilaku mereka. Ini berarti bahwa individu berusaha untuk menetapkan sikap yang berbeda serta meluruskan sikap dan perilaku mereka sehingga mereka terlihat rasional dan konsisten.

Ketika terdapat ketidakkonsistenan, timbulah dorongan untuk mengembalikan individu tersebut ke keadaan seimbang dimana sikap dan perilaku kembali konsisten. Ini bisa dilakukan dengan dengan cara mengubah sikap maupun perilaku, atau dengan mengembangkan rasionalisasi untuk ketidaksesuaian. Leon Festinger mengemukakan teori ketidaksesuaian kognitif (cognitive dissonance). Teori ini berusaha menjelaskan hubungan antara sikap dan perilaku. Ketidaksesuaian berarti ketidakkonsistenan. Ketidaksesuaian kognitif merujuk pada ketidaksesaian yang dirasaka oleh seorang individu antara dua sikap atau lebih, atau antara perilaku dan sikap.

Festinger berpendapat bahwa bentuk ketidakkonsistenan apapun tidaklah menyenangkan dan karena itu individu akan berusaha mengurangi ketidaksesuaian, dan tentunya ketidaknyamanan tersebut. Oleh karena itu individu akan mencari keadaan yang stabil, dimana hanya ada sedikit ketidaksesuaian. Dan tidak ada individu yang bisa sepenuhnya menghindari ketidaksesuaian.

Penelitian yang sebelumnya tentang sikap menganggap bahwa sikap mempunyai hubungan sebab akibat dengan perilaku; yaitu sikap yang dimiliki individu menentukan apa yang mereka lakukan. Namun pada akhir tahun 1960-an hubungan yang diterima tentang sikap dan perilaku ditentang oleh sebuah tinjauan dari penelitian. Berdasarkan evaluasi sejumlah penelitian yang menyelidiki hubungan sikap-perilaku, peninjau menyimpulkan bahwa sikap tidak berhubungan dengan perilaku, atau paling banyak ada hubungan tapi sedikit .

Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa sikap memprediksi perilaku masa depan secara signifikan dan memperkuat keyakinan semula dari Festinger bahwa hubungan tersebut bisa ditingkatkan dengan memperhitungkan variable-variabel pengait , yakni pentingnya sikap, kekhususannya, aksesibilitasnya, apakah ada tekanan-tekanan sosial, dan apakah seseorang mempunyai pengalaman langsung dengan sikap tersebut.

Sikap yang penting adalah sikap yang mencerminkan nilai-nilai fundamental, minat diri, atau identifikasi dengan individu atau kelompok yang dihargai oleh seseorang. Sikap-sikap yang dianggap penting oleh individu cenderung menunjukkan yang kuat dengan perilaku. Semakin khusus sikap tersebut maka semakin khusus perilaku tersebut , dan semakin kuat hubungan antara keduanya.

Sikap yang mudah diingat cenderung lebih bisa digunakan untuk memprediksi perilaku bila dibandingkan sikap yang tidak bisa diakses dalam ingatan. Ketidaksesuaian antara sikap dan perilaku keungkinan besar muncul ketika tekanan social untuk berperilaku dalam cara-cara tertentu memiliki kekuatan yang luar biasa. Kesimpulannya , hubungan sikap-perilaku mungkin sekali mejadi jauh lebih kuat apabila sebuah sikap merujuk pada sesuatu, dimana individu tersebut mempunyai pengalaman pribadi secara langsung.

D.    Cara Pengukuran Sikap

Sikap dapat diukur dengan metode/teknik :

1.      Measurement by scales (pengukuran sikap dengan menggunakan skala) munculah skala sikap.
2.      Measurement by rating ( pengukuran sikap dengan meminta pendapat atau penilaian para ahli yang mengetahui sikap individu yang dituju.)
3.      Indirect method (pengukuran sikap secara tidak langsung yakni mengamati (eksperimen) perubahan sikap/pendapat)








III
“KEPUASAN KERJA”

A.    Pengertian Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor kerja yang sangat penting untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi dapat mempunyai sikap yang positif dalam pekerjaan nya, dan seseorang yang tidak puas akan mempunyai sikap negatif terhadap pekerjaan nya. Kepuasaan kerja mencerminkan perasaan nya terhadap seseorang terhadap pekerjaan nya.hal ini terlihat dari sikap karywan nya itu sendiri terhadap pekerjaan nya dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan pekerjaan nya. Oleh karena itu kepuasan dalam bekerja dapat membuat karyawan berupaya semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan tugas dan presentasi nya sehingga prestasi kerja dapat mudah tercapai.

B.     Cara Megukur Kepuasan Kerja

Cara Mengukur Kepuasan Kerja ada 3 yaitu ;

1.      Rating Scale yaitu suatu instrumen atau alat pengukur kepuasan kerja yang dirancang demikian rupa yang di dalamnya memuat secara rinci unsur-unsur yang terkategorikan dalam unsur kepuasan dan unsur ketidakpuasan.

2.      Critical Incidents yaitu Dalam penelitiannya tersebut dia mengajukan pertanyaan kepada para karyawan tentang faktor-faktor apa yang saja yang membuat mereka puas dan tidak puas.

3.      Interview yaitu Untuk mengukur kepuasan kerja dengan menggunakan wawancara yang dilakukan terhadap para karyawan secara individu. Dengan metode ini dapat diketahui secara mendalam mengenai bagaimana sikap karyawan terhadap berbagai aspek pekerjaan.


C.    Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Menurut Ghiselli dan Brown, ada 5 Faktor Kepuasan Kerja yaitu :

1.      Kedudukan/Posisi.
Umumnya manusia beranggapan bahwa seseorang yang bekerja pada pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa lebih puas daripada karyawan yang bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah. Pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa hal tersebut tidak selalu benar, tetapi justru perubahan dalam tingkat pekerjaanlah yang mempengaruhi kepuasan kerja.

2.      Pangkat/Golongan.
Pada pekerjaan yang mendasarkan perbedaan tingkat (golongan), sehingga pekerjaan tersebut memberikan kedudukan tertentu pada orang yang melakukannya. Apabila ada kenaikan upah, maka sedikit banyaknya akan dianggap sebagai kenaikan pangkat dan kebanggaan terhadap kedudukan yang baru itu akan merubah perilaku dan perasaannya.

3.      Usia.
Penelitian menyatakan bahwa ada hubungan antara kepuasan kerja dengan umur karyawan. Umur di antara 25 tahun sampai 34 tahun dan umur 40 sampai 45 tahun adalah merupakan umur-umur yang bisa menimbulkan perasaan kurang puas terhadap pekerjaan.

4.      Jaminan Finansial dan Jaminan Sosial.
Masalah finansial dan jaminan sosial kebanyakan berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Masalah Finansial secara langsung mengacu pada Gaji, Upah, Intensif, Bonus, dan Komisi serta Masalah yang berhubungan dengan sosial karyawan yaitu  Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam bekerja selama didalam atau diluar lingkup perusahaan.

5.      Mutu Pengawasan.
Hubungan antara karyawan dengan pihak pimpinan sangat penting artinya untuk menaikkan produktivitas kerja. Kepuasan karyawan dapat ditingkatkan melalui perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan kepada bawahan, sehingga karyawan akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian yang penting dari organisasi kerja (Sense Of Belonging).














IV
“PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA”
Meskipun hanya merupakan salah satu faktor dari banyak faktor berpengaruh lainnya, kepuasan kerja juga mempengaruhi tingkat kinerja karyawan. Dengan kepuasan kerja yang diperoleh. diharapkan kinerja karyawan yang tinggi dapat dicapai para karyawan. Tanpa adanya kepuasan kerja, karyawan akan bekerja tidak seperti apa yang diharapkan oleh perusahaan, maka akibatnya kinerja karyawan menjadi rendah, sehingga tujuan perusahaan secara maksimal tidak akan tercapai.
Sehingga dapat diketahui bahwa tidak hanya kemampuan karyawan saja yang diperlukan dalam bekerja tetapi juga motivasi dalam bekerjapun sangat mempengaruhi karyawan untuk kinerjanya lebih baik. Salah satu upaya yang dapat ditempuh oleh para manajer / atasan untuk memotivasi karyawannya adalah dengan menciptakan kepuasan dalam bekerja agar tercapainya kinerja karyawan didalam perusahaan tersebut meskipun disadari bahwa hal itu tidak mudah.
Kepuasan kerja merupakan sikap positif yang menyangkut penyesuaian karyawan terhadap faktor-faktor yang, mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kerja, meliputi:
  • Faktor Kepuasan Finansial, yaitu terpenuhinya keinginan karyawan terhadap kebutuhan finansial yang diterimanya untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari sehingga kepuasan kerja bagi karyawan dapat terpenuhi. Hal ini meliputi; system dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan serta promosi (Moh. As’ad,1987: 118).
  • Faktor Kepuasan Fisik, yaitu faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan. Hal ini meliputi; jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan/suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan dan umur (Moh. As’ad,1987:117).
  • Faktor Kepuasan Sosial, yaitu faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik antara sesama karyawan, dengan atasannya maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya. Hal ini meliputi; rekan kerja yang kompak, pimpinan yang adil dan bijaksana, serta pengarahan dan perintah yang wajar (Drs.Heidjrachman dan Drs. Suad Husnan.1986: 194-195).
  • Faktor Kepuasan Psikologi, yaitu faktor yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan. Hal ini meliputi; minat, ketentraman dalam bekerja, sikap terhadap kerja, bakat dan keterampilan (Moh.As’ad,1987: 11.7).

Dari definisi faktor-faktor diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa faktor-faktor tersebut mempengaruhi kepuasan kerja yang memiliki peran yang penting bagi perusahaan dalam memilih dan menempatkan karyawan dalam pekerjaannya dan sebagai partner usahanya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atau sepantasnya dilakukan.
Secara teoretikal berbagai metode dan teknik mempunyai sasaran yang sama, yaitu menilai prestasi kerja para karyawan secara obyektif untuk suatu kurun waktu tertentu dimasa lalu yang hasilnya bermanfaat bagi organisasi atau perusahaan, seperti untuk kepentingan mutasi pegawai maupun bagi pegawai yang bersangkutan sendiri dalam rangka pengembangan karirnya. Untuk mencapai kedua sasaran tersebut maka digunakanlah berbagai metode pengukuran kinerja karyawan menurut Heidjrachman Ranupandojo dan Suad Husnan dalam bukunya “Manajemen Personalia” (1984:122-127) yang dewasa ini dikenal dan digunakan adalah :
  • Rangking, adalah dengan cara membandingkan karyawan yang satu dengan karyawan yang lain untuk menentukan siapa yang lebih baik.
  • Perbandingan karyawan dengan karyawan, adalah suatu cara untuk memisahkan penilaian seseorang ke dalam berbagai faktor.
  • Grading, adalah suatu cara pengukuran kinerja karyawan dari tiap karyawan yang kemudian diperbandingkan dengan definisi masing-masing kategori untuk dimasukkan kedalam salah satu kategori yang telah ditentukan.
  • Skala gratis, adalah metode yang menilai baik tidaknya pekerjaan seorang karyavvan berdasarkan faktor-faktor yang dianggap penting bagi pelaksanaan pekerjaan tersebut. Masing-masing faktor tersebut. seperti misalnya kualitas dan kuantitas kerja, keterampilan kerja, tanggung jawab kerja, kerja sama dan sebagainya.
  • Checklists, adalah metode penilaian yang bukan sebagai penilai karyawan tetapi hanya sekedar melaporkan tingkah laku karyawan.









V
“KESIMPULAN DAN SARAN”
Dari apa yang kami jabarkan di atas, dapat disimpulkan bahwa, untuk mencapai tujuan organisasi, dan mewujudkan visi misi dari perusahaan, pembinaan Behavior sangatlah penting untuk dilakukan, karena turut andil besar dalam pembentukan prbadi dari karyawan. Jika sikap karyawan baik, maka kepuasan kerja akan lebih mudah untuk didapatkan, dan jika kepuasan kerja sudah didapatkan pastilah kinerja akan meningkat.
Karenanya kami tim penyusun dari kelompok satu menyarankan bagi para pemilik peruaan, untuk menyingkapi serius masalah pembinaan Organization Behavior bagi para karyaman mereka, agar tercipta konsistensi dalam bersikap, hingga bisnis dapat berjalan lancar.
Demikian tugas ini kami buat, semoga dapat di pergunakan sebagai mana mestinya.

God Bless You …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar