Senin, 02 Mei 2016

Tugas "Bussines Start Up" Hary Tanoesudibjo, CEO MNC Grup, Orang Terkaya Urutan Ke 15 Di Indonesia Versi Majalah Forbes 2015

B A B
I
L A T A R  B E L A K A N G

A.    Alasana Kami Memilih Harry Tanoesudibjo

Dalam masa globalisasi ini, bisnis dalam bidang industri kreatif menjamur dimana mana, hingga para pengamat mengatakan bahwa masa ini, adalah masa dimana Industri bergerak dengan kreatifitas untuk bersaing. Salah satu industry kreatif yang sedang berkembang pesat adalah industri media, diantaranya media elektronik atau televisi. Dalam jangka waktu dua tahun belakangan saja sudah ada beberapa stasiun tv muda yang ikut meramaikan kiprah industry kreatif di Indonesia.

Rajawali TV, Dan Net TV adalah dua dari beberapa TV muda yang muncul dan berkembangkan dua tahun belakangan. Hal ini menyebabkan persaingan makin memanas antara satu sama lain, namunj disinilah adu kreatifitas akan terlihat. Namun ditengah persaingan yang makin panas, ada beberapa stasiun TV senior yang tetap eksis sampai sekarang, diantaranya RCTI.

RCTI  dapat menjadi salah satu raksasa media tak lepas dari grup induknya yakni MNC Grup pimpinan Harry Tanoesudibjo. Beliau sudah bukan orang baru dalam industry ini, karenanya beliau juga sering dijuluki “Raja Media” oleh masyarakat. Kiprahnya memang sudah tidak diragukan lagi di bidang industry ktreatif. Bagaimana beliau dapat menjaga eksistensi stasiun stasiun TV milikinya ditengah gempuran media baru yang bermunculan.

Oleh karena alas an tersebutlah kelompok kami, kelompok 4 memilih beliau sebagai tokoh yang akan kami bahas, selain karena prestasi beliau yang mengagumkan juga menginspirasi, tapi juga karena beliau ditetapkan oleh majalah Forbes sebagai salah satu dari 100 orang terkaya di Indonesia. Beliau menduduki posisi ke 15 dengan total harta sebesar US$ 1,42 miliar atau setara dengan Rp 18,46 triliun. Pada tahun lalu beliau menempati posisi ke 24.



B.  Awal Mula Pendirian Usaha
PT Media Nusantara Citra Tbk , atau lebih dikenal dengan nama MNC saja merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang media yang berpusat di Jakarta, Indonesia, didirikan pada tahun 1997. Satu dekade kemudian, 22 Juni 2007 perusahaan ini resmi melantai di bursa saham dengan kode emiten atau ticker MNCN.

Saat ini, mayoritas saham digenggam oleh Global Mediacom dengan porsi saham sekitar 65,12% dan masyarakat sekitar 34,9% Saham MNC terhitung liquid dan memiliki tren peningkatan signifikan dari tahun ke tahun  Di luar hal tersebut MNC Group juga memiliki indeks harga saham bernama Indeks MNC36. Indeks tersebut terdiri dari 36 emiten terpilih yang tercatat di BEI. Berdasarkan Price Earning Ratio (PER), Operating Profit Margin (OPM), Debt Equity Ratio (DER), Price Book To Value (PBV) tertinggi dalam IHSG. Metode penghitungan Indeks MNC36 menggunakan pembobotan berdasarkan kapitalisasi pasar.

Peluncuran Indeks MNC36 bertujuan menjadi salah satu indikator bagi investor untuk berinvestasi saham di BEI sehingga investor dapat berinvestasi pada saham-saham emiten yang memiliki kinerja fundamental yang baik, kapitalisasi pasar yang besar, serta rasio keuangan yang positif 

Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan,yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, MNC bergerak dibidang perdagangan umum, pembangunan, perindustrian, pertanian, pengangkutan, percetakan, multimedia melalui perangkat satelit dan perangkat telekomunikasi lainnya, jasa dan investasi.
Bisnis utama perseroan saat ini adalah media. Sumber pendapatan terbesar MNCN berasal dari tiga media televisi nasional yaitu RCTI, Global TV, dan MNCTV. Ketiga stasiun televisi nasional tersebut menawarkan acara beragam seperti film-film box office, acara olahraga, pencarian bakat, reality show, acara musik, berita, infotainment.

Dari sekian banyak media yang dimiliki MNC Grup, kelompok kami akan membahas tentang RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia)


B A B
II
I S I

A.    Sejarah Pendirian Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI)
RCTI merupakan televisi swasta pertama di Indonesia. Tujuannya adalah sebagai alternatif atas tontonan menarik yang sebelum 1989 dikuasai oleh TVRI yang saat itu menjadi corong pemerintah untuk mempropagandakan Orde Baru yang berkuasa saat itu. RCTI awal siaran lewat ijin saluran membasis di Jakarta & sekitarnya dengan dekoder kemudian mengudara pada tanggal 1 Januari 1987 di Jakarta kemudian siaran percobaan mulai pada tanggal 1 Januari 1988 dan diresmikan tanggal 24 Agustus 1989 bertepatan dengan ulang tahun TVRI ke-27 membasis di Jakarta.

Saat awal siaran, RCTI hanya menayangkan acara-acara luar negeri karena modalnya lebih murah jika dibandingkan dengan memproduksi sendiri yang biayanya jauh lebih mahal. Karena setiap hari pelanggan dekoder RCTI semakin bertambah di wilayah Jabodetabek, maka pemerintah akhirnya mengizinkan RCTI untuk bersiaran secara bebas mulai 24 Agustus 1990. Saat itu pula di Surabaya persembahan PT. Bimantara Citra, Tbk. juga mendirikan stasiun televisi yang bertujuan menayangkan acara-acara RCTI di Surabaya, yaitu SCTV.
Saat itu pula, RCTI dan SCTV dikenal sebagai "Saudara Kembar" karena RCTI dan SCTV selalu bersama menayangkan acara-acara yang ditayangkan RCTI meskipun waktu tayang antara RCTI dan SCTV selalu berbeda. Setelah sekian lama bersiaran lokal di kota Jabodetabek, akhirnya tanggal 24 Agustus 1990 RCTI bersiaran secara nasional, namun hal itu baru direalisasikan tahun 1990 saat meluncurkan RCTI Bandung yang bertugas merelay acara-acara RCTI di Jakarta sejak tanggal 1 September 1990.

RCTI termasuk stasiun televisi besar di Indonesia, tapi susunan acaranya berbeda. Setelah sukses dengan RCTI dari Bandung, akhirnya awal tahun 1990 RCTI bersiaran secara nasional, diantaranya Banda Aceh, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Palembang, Padang, Bandar Lampung, Pontianak, Banjarmasin, Makassar, Batam, Manado, Balikpapan, Lombok, Flores, Ambon, Jayapura dan hingga akhirnya tahun 1993 RCTI sudah bisa disaksikan di seluruh Indonesia.

Pada tahun 1997, terjadi kekisruhan antar pemilik saham RCTI dan SCTV. Itu semua karena pemilik saham SCTV merasakan ketidakadilan yang dilakukan oleh [PT. Bimantara Citra, Tbk. yang lebih me-nomor satu-kan RCTI ketimbang SCTV. Karena itulah, RCTI dan SCTV memutuskan untuk berpisah dan menjalankan kehidupannya sendiri-sendiri.

Tahun 1999, RCTI merupakan televisi swasta pertama yang melakukan reformasi besar-besaran dalam susunan manajemen. Hampir semua susunan direksi dan komisaris dirombak total untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang sempat merugi karena krisis moneter tahun 1997 lalu. Setelah 4 tahun menyendiri, akhirnya RCTI memiliki 2 stasiun televisi yang menjadi teman RCTI, yaitu Metro TV dan Global TV.

PT. Bimantara Citra Tbk. mendirikan Global TV (PT. Global Informasi Bermutu, Tbk.) pada tahun 1999 dan memiliki 70% saham atas Global TV dan juga memodali berdirinya Metro TV (PT. Media Televisi Indonesia, Tbk.) dan memiliki 25% saham Metro TV. Namun, pada tahun 2002, PT. Bimantara Citra, Tbk. berganti manajemen setelah dibeli PT. Bhakti Investama, Tbk. Pemilik baru dari PT. Bimantara Citra, Tbk. menilai Metro TV kurang memberikan keuntungan berarti dan segmentasinya tumpang tindih dengan RCTI. Hingga akhirnya Bimantara menjual 25% saham Metro TV dan 1 Juli 2003 Bimantara membeli 75% saham PT. Cipta TPI, Tbk. dan langsung menempatkan para direksi baru di TPI. dan pada 1 Oktober 2003, PT. Bimantara Citra, tbk. mendirikan induk usaha untuk RCTI, TPI dan Global TV yaitu Media Nusantara Citra (MNC).

Sejak 1 Oktober 2003, RCTI dimiliki oleh Media Nusantara Citra, kelompok perusahaan media yang juga memiliki Global TV dan TPI. RCTI memiliki hak siar atas ajang sepak bola Euro 2008 bersama Global TV dan TPI. RCTI juga mengudara di Timor-Leste. Tahun 2009 telah berusia 20 tahun dan Finalis The Master Limbad juara runner up the master telah beraksi berdiri di menara selama 20 jam di menara 20 meter tanggal 24 Agustus 2009, Limbad berhasil menjatuhkan diri dari menara yaitu pertanda Hari ulang tahun RCTI yang ke-20. Direktur Utama RCTI saat ini adalah Hary Tanoesoedibjo, yang juga Presiden Direktur dan CEO dari Media Nusantara Citra (MNC) dan Global Mediacom RCTI-pun menggandeng JakTV stasiun televisi lokal Jakarta, untuk bergabung dalam satu manajemen, yaitu Media Nusantara Citra (MNC) Tbk. pada tahun 2005 yang lalu.

Direktur Utama yang Pertama : Peter F. Gontha,
Putra pasangan V Willem Gontha dan Alice ini memulai kariernya dari bawah. Ia pernah bekerja sebagai awak kapal pesiar Holland-American Line yang berpusat di Belanda dan rutenya trans-Atlantik, mendapat beasiswa belajar akunting di Praehap Institute Belanda dari Shell, lalu meniti karier di Citibank New York dan akhirnya menjadi Vice President American Express Bank untuk Asia. Selama kuliah, untuk tetap bisa hidup dia bekerja sebagai sopir taksi, pelayan restoran, kelasi, hingga menjadi pembersih karat kapal. Sampai akhirnya sekarang ini telah banyak perusahaan yang didirikannya antara lain Plaza Indonesia Realty (The Grand Hyatt Jakarta), Bali Intercontinental Resort, Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), Surya Citra Televisi (SCTV), PT Chandra Asri Indonesia, PT Tri Polyta Indonesia, serta Indovision


Direktur Utama Yang Sekarang : Hary Tanoesoedibjo,
Hary Tanoesoedibjo (lahir di Jakarta, 26 September 1965; umur 44 tahun) adalah seorang pengusaha Indonesia. Hary lulus dengan gelar Bachelor of Commerce (Honours) dari Carleton University, Ottawa-Kanada, pada tahun 1988 dan gelar Master of Business Administration dari Ottawa University, Ottawa-Kanada, pada tahun 1989.

Saat ini Hary memegang beberapa jabatan strategis di berbagai perusahaan terkemuka di Indonesia. Ia ditunjuk sebagai Presiden Direktur PT Global Mediacom Tbk (sejak tahun 2002) setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris perusahaan tersebut. Ia adalah pendiri, pemegang saham, dan Presiden Eksekutif Grup PT Bhakti Investama Tbk sejak tahun 1989.



B.     Visi, Misi, Prodak, Dan Sumber Daya Yang Digunakan

1.      Visi

"Media Utama Hiburan dan Informasi"
RCTI menyajikan acara-acara yang menarik dan bermutu sehingga menjadi televisi pilihan terbaik untuk hiburan dan informasi di Indonesia.Keseimbangan antara bisnis dan tanggung jawab sosial berjalan seiring.

2.      Misi

"Bersama Menyediakan Layanan Prima"
RCTI memberi tekanan pada semangat kebersamaan dalam rangka menumbuh-kembangkan upaya-upaya bersama di mana semua komponen Perusahaan, dari tingkat atas sampai bawah, dirangsang, dikoordinasi serta disistematisasi untuk berkarya sebaik mungkin dalam memberikan layanan terbaiknya

3.      Produk

RCTI merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang media, menghasilkan produk jasa berupa tayangan televisi yang menyediakan informasi


4.      Sumber Daya Yang Digunakan

Sumber daya yang di gunakan oleh rcti adalah sumber daya  manusia yang profesional penuh semangat, berdedikasi tinggi, berkomitmen tinggi serta konsisten memberikan pelayanan terbaik mereka terhadap pemirsa seluruh keluarga. Dengan menunjulkan kekuatan dari sumber daya manusia yang terbaik maka rcti dapat menjadi acara tv yang unggulan . memiliki sumber daya manusia yang baik adalah aset terbaik dari rcti miliki saat ini

C.    Proses Bisnis

Ketika tahun 2000 yang lalu Hary Tanoesoedibjo kemudian mengambil alih kepemilikan dari PT Bimantara Citra Tbk yang sebelumnya dimiliki oleh anak mantan Presiden Soeharto yaitu Bambang Trihatmodjo, Hary Tanoesoedibjo kemudian mengusung ambisi ingin menjadi jawara bisnis media penyiaran dan telekomunikasi. Dan, mimpi itu terbukti. Kini Hary Tanoesoedibjo mempunyai banyak stasiun TV swasta seperti RCTI, MNC TV, dan Global TV, perusahaan TV berlangganan Indovision, juga stasiun radio Trijaya FM dan media cetak Harian Seputar Indonesia dan Majalah Ekonomi.

Di bawah naungan PT Media Nusantara Citra (MNC), tak sampai lima tahun, Hary kemudian berhasil menguasai saham mayoritas di stasiun TV tersebut. Saham MNC sendiri 99,9% dimiliki oleh Bimantara Citra. Sejak memiliki Bimantara, Hary kian agresif di bidang media. Ditambah lagi, Hary mempunyai kemampuan menentukan perusahaan-perusahaan media mana yang berpotensi untuk berkembang. Selain itu, banyak orang mengakui, kunci sukses Hary terletak pada kemampuannya menata kembali perusahaan yang sudah kusut alias bermasalah. Ini terbukti ketika pria yang kabarnya pernah tidak naik kelas di masa SMA ini membenahi Bimantara yang terbelit utang. Sebelumnya, Bimantara juga memiliki stasiun radio Trijaya FM.

Belakangan, untuk menambah eksistensinya dalam dunia media, Bimantara juga menerbitkan media cetak. Sampai saat ini ada majalah, tabloid, dan koran yang bergabung di bawah bendera Grup Bimantara. Ada majalah ekonomi dan bisnis Trust, tabloid remaja Genie, dan pertengahan 2005 lalu menerbitkan harian Seputar Indonesia. Ke depan, MNC diproyeksikan menjadi perusahaan subholding yang bertindak sebagai induk media penyiaran di bawah Grup Bimantara. MNC juga bakal menjadi rumah produksi yang akan memasok acara-acara ke RCTI, TPI, Global TV, dan semua jaringan radionya. Selain itu, MNC akan membangun jaringan radio nasional di seluruh wilayah Tanah Air. Hary telah membuktikan kemampuannya membangun dinasti bisnis, dengan nilai aset US$ 7,2 miliar. Kinerja bisnis cemerlang itu ia lakukan hanya dalam tempo 14 tahun.

Saat ini Hary memegang beberapa jabatan strategis di berbagai perusahaan terkemuka di Indonesia. Ia ditunjuk sebagai Presiden Direktur PT Global Mediacom Tbk (sejak tahun 2002) setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris perusahaan tersebut. Ia adalah pendiri, pemegang saham, dan Presiden Eksekutif Grup PT Bhakti Investama Tbk sejak tahun 1989.

Selain itu, Hary saat ini juga memegang berbagai posisi di perusahaan-perusahaan lainnya, diantaranya sebagai Presiden Direktur PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC) dan PT Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) sejak tahun 2003, sebagai Komisaris PT Mobile-8 Telecom Tbk, Indovision dan perusahaan-perusahaan lainnya di bawah bendera Global Mediacom dan Bhakti Investama. Hary juga saat ini aktif sebagai Bendahara Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Ia telah berulang kali menjadi pembicara di berbagai seminar dan menjadi dosen tamu dalam bidang Keuangan Perusahaan, Investasi dan Manajemen Strategis untuk program magister diberbagai perguruan tinggi. Pada 2011, Forbes merilis daftar orang terkaya di Indonesia, Harry menduduki peringkat ke-22 dengan total kekayaan US$ 1,19 miliar

Kunci sukses bisnis beliau: Hary mengatakan, sudah dari awal ingin menjadi enterpreneurship. Ini menjadi tujuannya, dan selalu fokus dan disiplin mengejarnya. "Saya dari dulu ingin jadi enterpreneurship, dan untuk menjadi tujuan itu, saya terus fokus dan dislipin, anda juga pasti bisa melakukan itu," ujarnya. Hary mengatakan, kunci sukses

Pertama, adalah fokus dengan apa yang ingin dicapai. Jangan menyerah akan kegagalan, karena sukses itu tidak instan, sukses itu butuh proses. "Tujuan kita harus jelas dan fokus dan jangan berhenti sebelum tujuan itu tercapai, tapi kita harus ingat sukses besar adalah akumulasi dari sukses yang kecil-kecil," ujar Hary.

Kedua, Hary menambahkan, agar harus berdoa. Karena spiritual itu adalah kekuatan, untuk mencapai tujuan. "Istri saya banyak berdoa untuk saya, biasanya sebelum gol dalam tujuan, itu kita butuh wisdom, kita harus banyak berdoa, power of pray very strong," ujar Hary.


Ketiga, Hary mengatakan, yakni membangun karakter yang baik, untuk selalu maju mencapai tujuan yang jelas. Untuk mencapai itu, hal utama dilakukan adalah fokus pada kualitas bukan kuantitas. "Banyak orang cari uang, tapi kalau saya bekerja uang nomor dua, tapi yang pertama adalah kualitas," jelasnya. Terakhir, kunci suksesnya untuk mencapai ini harus didari disiplin yang komitmen. Karena komitmen yang kuat menghasilkan mental dan fisik yang kuat. "Intinya kita harus berubah, karena musuh terbesar dalam hidup adalah diri kita sendiri," ujar Hary.

D.    Masalah Yang Dihadapai

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang luar biasa cepatnya harus diakui membawa dampak positif yang luar biasa besar dalam bidang komunikasi masyarakat. Sekarang, pola komunikasi dan penyampaian informasi setiap orang bisa dilakukan dimana saja tanpa takut terhalang oleh ruang dan waktu. Kondisi itu berkat ditemukannya alat komunikasi seperti handphone dan internet, yang membuat setiap orang praktis dalam berinteraksi maupun berkomunikasi dengan orang lain, meski beda kota, pulau, maupun negara sekalipun.

Saat ini masyarakat indonesia merupakan masyarakat informasi yang menghabiskan sebagian besar waktunya dengan media komunikasi dan menggunakan teknologi informasi seperti telepon dan komputer. Masyarakat Informasi yang berbasis data digital pada gilirannya akan mudah melakukan pertukaran data informasi. Karena saat ini, untuk berhubungan tidak diperlukan lagi saluran yang berbeda-beda dalam berkomunikasi, sepanjang data atau informasi sudah berbentuk digital. Dengan munculnya teknologi informasi yang sedemikian canggih tersebut, juga turut berimbas pada penyampaian berita yang dimiliki media massa (cetak maupun elektronik) kepada masyarakat. Jika dulu Koran, radio, dan televisi selalu berpatok pada aturan baku yang membuat informasi disampaikan secara kaku mengikuti kaidah manual yang sudah berjalan apa adanya seperti itu, maka kini hal itu tidak bisa terus diterapkan.

Mengingat saat ini, selain media cetak dan elektronik, juga muncul media online yang keberadaannya memanfaatkan fasilitas internet sebagai sarana merebut pangsa pasar media massa yang sudah lebih dulu eksis. Keberadaan media online yang sewaktu-waktu menyajikan berita secara cepat dan tepat tanpa terkendala oleh waktu inilah yang dikhawatirkan akan mampu “membunuh” keberadaan media massa, terutama cetak. Dan menambahkan bahwa sekarang ini dunia pemberitaan mengistilahkan “yang cepat mengalahkan yang lambat, bukan yang besar mengalahkan yang kecil” dalam artian berita yang cepat sampai kepada khalayak itulah yang banyak diminati.

Ilustrasinya begini, jika ada pertandingan sepakbola yang dilangsungkan dini hari, maka selesai pertandingan itu juga media online mampu memunculkan berita agar dapat diakses masyarakat. Berbeda dengan televisi yang masih membutuhkan waktu puluhan menit hingga hitungan jam untuk bisa disiarkan menjadi berita kepada masyarakat. Bahkan, Koran perlu waktu hampir satu hari untuk menyampaikan hasil pertandingan sepakbola sebab menunggu terbitnya edisi esok hari.

Sehingga jelas rentangan perbedaan waktu yang mencolok antara media online dan televisi. Bahkan koran membuat jeda yang cukup lama tersebut akan menggiring masyarakat untuk melirik media informasi internet yang menyajikan beragam berita secara cepat, yang diiringi fenomena pembaca koran mau tak mau harus berpindah memanfaatkan internet biar terus update informasi. Karena itu, jika tak mengikuti arus modernisasi yang mengarah pada revolusi model penyampaian infomasi, media cetak akan tergilas dengan penetrasi internet yang semakin massif hingga terjangkau penduduk. Sebab, keunggulan internet terletak pada keberadaannya yang tak terikat waktu maupun deadline, yang efek baiknya setiap orang bisa mengakses sepanjang waktu untuk mendapatkan sajian informasi terkini dan terhangat.

Menyikapi itu, media cetak perlu berbenah diri menyesuaikan mainstream (arus besar) yang memaksa setiap media massa melakukan revolusi besar-besaran agar tak ketinggalan zaman dan menjadi sejarah peradaban manusia. Karena jika tidak, pakar komunikasi terkenal Phillip Meyer, menyebut koran pada 2040 akan berhenti cetak, bisa jadi kenyataan kalau tak ada inovasi baru dari pimpinan koran untuk menyikapi perkembangan yang ada. Ramalan itu bukan mengada-ngada dan dapat saja benar adanya jika pihak media massa tak mengantisipasi segala perubahan yang terjadi didunia kewartawanan.

Jika selama ini pihak-pihak media cetak (pimpinan redaksi hingga wartawan) hanya menyajikan berita yang rutin diterbitkan setiap hari dan mengganggap pembaca sebagai konsumen. Prinsip-prinsip jurnalisme baru diaplikasikan media cetak agar eksistensinya di masyarakat memiliki kekhasan dan keunggulan tersendiri yang tak dimiliki media online. Salah satu yang paling mencolok adalah tuntutan diadakannya rubrik citizen journalism (jurnalisme warga negara), yang bertujuan memberikan wadah bagi pembaca untuk memunculkan rasa kedekatan dengan pihak media cetak. Maka dengan adanya rubrik citizen journalism, pembaca bisa menjadi “wartawan” dengan melakukan peliputan langsung setiap peristiwa yang memiliki kandungan berita menarik yang layak diinformasikan. Maksudnya, pembaca dapat menulis dan melaporkan beragam peristiwa unik yang terjadi di sekitarnya untuk dikirim ke koran. Asalkan memenuhi unsur minimal aturan baku sebuah berita, pasti pihak redaksi tak akan segan-segan untuk memuat tulisan berita yang ditulis pembaca.

Hal itu jelas merupakan sebuah inovasi baru guna menghadapi tuntutan zaman agar keberadaan Koran tak ditinggalkan masyarakat. Karena disamping pihak media cetak diuntungkan dengan berita unik yang sempat lolos dari liputan wartawannya. Di sisi lain, pengirim berita juga akan senang sebab tulisannya dimuat dan dibaca banyak orang, yang secara tak langsung menimbulkan dampak psikologis berupa kedekatan konsumen dengan media cetak. Sehingga terjadi simbiosis mutualisme, dimana kedua belah pihak akhirnya merasa diuntungkan. Dan jalinan rasa pertalian hubungan tak terlihat tersebut akan membuat berita yang disajikan koran akan tetap selalu dirindukan dan tak tergantikan dihati masyarakat, walaupun sajian di media online terus berjalan.

Disamping memberikan sarana edukasi bagi msyarakat sebagai sarana belajar menulis, pembukaan rubrik baru tersebut meruntuhkan mitos bahwa hanya kelompok tertentu yang bisa menjadi wartawan. Kondisi itu dapat dilihat dari banyaknya penulis pemula yang muncul dengan beragam peristiwa yang dilaporkannya. Hasilnya, rubrik tersebut disebut-sebut sebagai yang paling favorit sebab banyak pembaca yang berebut menulis hingga harus dilakukan proses seleksi ketat oleh redaksi koran tulisan mana saja yang layak dimuat. Dan jika keadaan it uterus berlanjut bukan tak mungkin media cetak lainnya bakal mengikuti membuka ruang citizen journalism. Sebenarnya bukan itu yang menjadi titik perhatian yang menjadi ulasan, melainkan lebih pada upaya media cetak tampil beda supaya keberadaannya tetap diterima masyarakat ditengah perkembangan media online yang tak terbendung.

Meskipun juga tak bisa menyandingkan hasil tulisan berita dari masyarakat dengan wartawan profesional. Berpatokan dari itu, secara keseluruhan terbukti media cetak yang mulai mengembangkan aliran new journalism eksistensinya tak tergerus internet dan tetap dibutuhkan pembaca. Memang tak mudah menerapkan aliran jurnalisme kontemporer dalam media cetak mengingat ada hambatan tertentu yang wajib diatasi sehingga tak semua pihak mengaplikasikannya. Di samping terhalang kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) wartawan, juga tak adanya kemauan pimpinan media cetak itu sendiri dalam mengantisipasi perubahan jurnalisme yang menjadi trend global. Tak heran, pada akhirnya beberapa media cetak semakin ditinggal pembaca dan mengalami kebangkrutan sebab tak ada lagi pembacanya.

Meskipun banyak kelebihan disana-sini, kehadiran jurnalisme baru turut serta membawa kekurangan yang mengundang kritik dari berbagai pengamat maupun praktisi media. Keadaan itu wajar saja mengingat jurnalisme baru dapat dikatakan merupakan tantangan bagi wartawan, yang membuat tak selamanya yang baru selalu sempurna dan tanpa kekurangan. Dan menjadikan pentingnya kompetisi wartawan sebagai ujung tombak media cetak dalam mencari dan menyajikan berita. Karena sebagai mata dan telinga masyarakat, tugas wartawan menjadi lebih berat dalam menyusun rangkaian kata-kata untuk diberitakan berdasarkan hasil terjun di lapangan jika berpatokan pada jurnalisme baru.

Pasalnya, jika masih berpatokan jurnalisme lama, wartawan akan setuju dengan ungkapan yang dipopulerkan Charles A. Dana, “when a dog bites a man that is no news, but a man bites a dog that is a news” namun, ketika sudah mulai mengaplikasikan prinsip jurnalisme baru, wartawan akan mendapatkan banyak hal jika pernyataan tersebut benar-benar terjadi di masyarakat. Bagaimana tidak, jika yang menggigit adalah publik figur, sementara yang digigit anjing hanya seorang gelandangan, pasti kita akan sepakat bahwa orang terkenal mempunyai nilai berita yang lebih tinggi. Karena pasti segala hal terkait publik figur bisa di beritakan, apalagi jika sampai melakukan tindakan tak biasa sampai menggigit anjing, tentu memiliki berita tinggi asalkan ditulis dari sudut tertentu dan di luar ketentuan baku, asal tak mengesampingkan fakta.

Maka itu istilah “good news is no news, bad news is good news” sudah tak relevan lagi dipercayai sebagai patokan untuk menilai sebuah berita yang layak dijadikan berita oleh wartawan. Misal, ada seseorang yang mendapatkan hadiah uang 1 milyar setelah dinyatakan sebagai pemenang dalam undian belanja. Mengingat jika teliti, wartawan akan bisa mengungkap banyak informasi dibalik munculnya berita baik tersebut, seperti bagaimana perasaannya menjadi kaya mendadak, mau diapakan uangnya, atau adakah munculnya firasat sebelum mendapatkan “rezeki nomplok”? itu semua jelas bisa dijadikan berita yang layak disajikan kepada masyarakat, sebab peristiwa itu unik, jarang terjadi, dan tak semua orang mengalaminya. Sehingga tak ada alasan tidak untuk menulisnya menjadi berita yang memiliki kadar informasi tinggi.

Jika sudah begitu, di tengah kekurangannya, jurnalisme baru banyak menawarkan berbagai kelebihannya yang sangat sayang jika tak diterapkan oleh wartawan maupun pimpinan media cetak. Pasalnya persaingan koran yang semakin menuntut setiap media cetak untuk menyajikan berita yang lain daripada berita yang diturunkan kompetitornya, apabila tak ingin kehilangan pembaca yang berdampak pada turunnya oplah koran.

Hadirnya media online berbasis internet dengan keunggulan update dari segi informasinya layak dijadikan sebagai tantangan agar media cetak lebih kreatif dalam menghadapi tuntutan zaman, bukannya itu dianggap sebagai ancaman. Karena keberadaan koran akan tetap dibutuhkan masyarakat sepanjang mampu memberikan informasi yang tak mampu diberikan media online yang juga memiliki keterbatasan.








B A B
III
K E S I M P U L A N
&
S A R A N

A.    Kesimpulan
Persaingan yang kompleks dan perkembangan iptek yang makin berkembang mengantarkan sang “Raja Multimedia” Harry Tanoesudbjo menjadi raksasa yang ditakuti pesaing di dunia industry kreatif. Beberapa kiat sukses yang kami jelasakan di atas dapat membantu para calon pengusaha muda untuk memulai bisnis baru.

B.     Saran

Mencontoh kiat sukses yang diterapkan oleh HT, supaya kita tetap focus dan jangan takut terhadap persaingan yang ada, akan membuat kita menjadi pengusaha besar yang sigani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar