B A B
I
L A T A R
B E L A K A N G
A. Alasana Kami Memilih
Harry Tanoesudibjo
Dalam
masa globalisasi ini, bisnis dalam bidang industri kreatif menjamur dimana
mana, hingga para pengamat mengatakan bahwa masa ini, adalah masa dimana
Industri bergerak dengan kreatifitas untuk bersaing. Salah satu industry
kreatif yang sedang berkembang pesat adalah industri media, diantaranya media
elektronik atau televisi. Dalam jangka waktu dua tahun belakangan saja sudah
ada beberapa stasiun tv muda yang ikut meramaikan kiprah industry kreatif di
Indonesia.
Rajawali
TV, Dan Net TV adalah dua dari beberapa TV muda yang muncul dan berkembangkan
dua tahun belakangan. Hal ini menyebabkan persaingan makin memanas antara satu
sama lain, namunj disinilah adu kreatifitas akan terlihat. Namun ditengah
persaingan yang makin panas, ada beberapa stasiun TV senior yang tetap eksis
sampai sekarang, diantaranya RCTI.
RCTI dapat menjadi salah satu raksasa media tak
lepas dari grup induknya yakni MNC Grup pimpinan Harry Tanoesudibjo. Beliau
sudah bukan orang baru dalam industry ini, karenanya beliau juga sering
dijuluki “Raja Media” oleh masyarakat. Kiprahnya memang sudah tidak diragukan
lagi di bidang industry ktreatif. Bagaimana beliau dapat menjaga eksistensi
stasiun stasiun TV milikinya ditengah gempuran media baru yang bermunculan.
Oleh
karena alas an tersebutlah kelompok kami, kelompok 4 memilih beliau sebagai
tokoh yang akan kami bahas, selain karena prestasi beliau yang mengagumkan juga
menginspirasi, tapi juga karena beliau ditetapkan oleh majalah Forbes sebagai
salah satu dari 100 orang terkaya di Indonesia. Beliau menduduki posisi ke 15
dengan total harta sebesar US$
1,42 miliar atau setara dengan Rp 18,46 triliun. Pada tahun lalu beliau
menempati posisi ke 24.
B. Awal Mula Pendirian
Usaha
PT Media Nusantara Citra Tbk , atau lebih dikenal dengan nama MNC saja
merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang media yang berpusat di Jakarta, Indonesia,
didirikan pada tahun 1997. Satu dekade
kemudian, 22 Juni 2007 perusahaan ini resmi melantai di bursa saham dengan kode
emiten atau ticker MNCN.
Saat ini, mayoritas saham digenggam oleh Global Mediacom dengan
porsi saham sekitar 65,12% dan masyarakat sekitar 34,9% Saham MNC
terhitung liquid dan memiliki tren peningkatan signifikan dari tahun ke tahun Di luar hal tersebut MNC Group juga
memiliki indeks harga saham bernama Indeks MNC36. Indeks tersebut terdiri dari
36 emiten terpilih yang tercatat di BEI. Berdasarkan Price Earning Ratio (PER),
Operating Profit Margin (OPM), Debt Equity Ratio (DER), Price Book To Value
(PBV) tertinggi dalam IHSG. Metode penghitungan Indeks MNC36 menggunakan
pembobotan berdasarkan kapitalisasi pasar.
Peluncuran Indeks MNC36 bertujuan menjadi salah satu indikator bagi
investor untuk berinvestasi saham di BEI sehingga investor dapat berinvestasi
pada saham-saham emiten yang memiliki kinerja fundamental yang baik,
kapitalisasi pasar yang besar, serta rasio keuangan yang positif
Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan,yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia, MNC bergerak dibidang perdagangan umum, pembangunan, perindustrian,
pertanian, pengangkutan, percetakan, multimedia melalui perangkat satelit dan
perangkat telekomunikasi lainnya, jasa dan investasi.
Bisnis utama perseroan saat ini adalah media. Sumber pendapatan
terbesar MNCN berasal dari tiga media televisi nasional yaitu RCTI, Global TV,
dan MNCTV. Ketiga stasiun
televisi nasional tersebut menawarkan acara beragam seperti film-film box
office, acara olahraga, pencarian bakat, reality show, acara musik, berita,
infotainment.
Dari sekian banyak media yang dimiliki MNC Grup, kelompok kami akan
membahas tentang RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia)
B A B
II
I S I
A. Sejarah Pendirian Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI)
RCTI merupakan televisi swasta pertama di Indonesia.
Tujuannya adalah sebagai alternatif atas tontonan menarik yang sebelum 1989
dikuasai oleh TVRI yang saat itu menjadi corong pemerintah untuk
mempropagandakan Orde Baru yang berkuasa saat itu. RCTI awal siaran lewat ijin
saluran membasis di Jakarta & sekitarnya dengan dekoder kemudian mengudara
pada tanggal 1 Januari 1987 di Jakarta kemudian siaran percobaan mulai pada
tanggal 1 Januari 1988 dan diresmikan tanggal 24 Agustus 1989 bertepatan dengan
ulang tahun TVRI ke-27 membasis di Jakarta.
Saat awal siaran, RCTI hanya menayangkan acara-acara
luar negeri karena modalnya lebih murah jika dibandingkan dengan memproduksi
sendiri yang biayanya jauh lebih mahal. Karena setiap hari pelanggan dekoder
RCTI semakin bertambah di wilayah Jabodetabek, maka pemerintah akhirnya
mengizinkan RCTI untuk bersiaran secara bebas mulai 24 Agustus 1990. Saat itu
pula di Surabaya persembahan PT. Bimantara Citra, Tbk. juga mendirikan stasiun
televisi yang bertujuan menayangkan acara-acara RCTI di Surabaya, yaitu SCTV.
Saat itu pula, RCTI dan SCTV dikenal sebagai
"Saudara Kembar" karena RCTI dan SCTV selalu bersama menayangkan
acara-acara yang ditayangkan RCTI meskipun waktu tayang antara RCTI dan SCTV selalu
berbeda. Setelah sekian lama bersiaran lokal di kota Jabodetabek, akhirnya
tanggal 24 Agustus 1990 RCTI bersiaran secara nasional, namun hal itu baru
direalisasikan tahun 1990 saat meluncurkan RCTI Bandung yang bertugas merelay
acara-acara RCTI di Jakarta sejak tanggal 1 September 1990.
RCTI termasuk stasiun televisi besar di Indonesia,
tapi susunan acaranya berbeda. Setelah sukses dengan RCTI dari Bandung,
akhirnya awal tahun 1990 RCTI bersiaran secara nasional, diantaranya Banda
Aceh, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Palembang, Padang,
Bandar Lampung, Pontianak, Banjarmasin, Makassar, Batam, Manado, Balikpapan,
Lombok, Flores, Ambon, Jayapura dan hingga akhirnya tahun 1993 RCTI sudah bisa
disaksikan di seluruh Indonesia.
Pada tahun 1997, terjadi kekisruhan antar pemilik
saham RCTI dan SCTV. Itu semua karena pemilik saham SCTV merasakan
ketidakadilan yang dilakukan oleh [PT. Bimantara Citra, Tbk. yang lebih
me-nomor satu-kan RCTI ketimbang SCTV. Karena itulah, RCTI dan SCTV memutuskan
untuk berpisah dan menjalankan kehidupannya sendiri-sendiri.
Tahun 1999, RCTI merupakan televisi swasta pertama
yang melakukan reformasi besar-besaran dalam susunan manajemen. Hampir semua
susunan direksi dan komisaris dirombak total untuk meningkatkan kinerja
perusahaan yang sempat merugi karena krisis moneter tahun 1997 lalu. Setelah 4
tahun menyendiri, akhirnya RCTI memiliki 2 stasiun televisi yang menjadi teman
RCTI, yaitu Metro TV dan Global TV.
PT. Bimantara Citra Tbk. mendirikan Global TV (PT.
Global Informasi Bermutu, Tbk.) pada tahun 1999 dan memiliki 70% saham atas
Global TV dan juga memodali berdirinya Metro TV (PT. Media Televisi Indonesia,
Tbk.) dan memiliki 25% saham Metro TV. Namun, pada tahun 2002, PT. Bimantara
Citra, Tbk. berganti manajemen setelah dibeli PT. Bhakti Investama, Tbk.
Pemilik baru dari PT. Bimantara Citra, Tbk. menilai Metro TV kurang memberikan
keuntungan berarti dan segmentasinya tumpang tindih dengan RCTI. Hingga
akhirnya Bimantara menjual 25% saham Metro TV dan 1 Juli 2003 Bimantara membeli
75% saham PT. Cipta TPI, Tbk. dan langsung menempatkan para direksi baru di
TPI. dan pada 1 Oktober 2003, PT. Bimantara Citra, tbk. mendirikan induk usaha
untuk RCTI, TPI dan Global TV yaitu Media Nusantara Citra (MNC).
Sejak 1 Oktober 2003, RCTI dimiliki oleh Media
Nusantara Citra, kelompok perusahaan media yang juga memiliki Global TV dan
TPI. RCTI memiliki hak siar atas ajang sepak bola Euro 2008 bersama Global TV
dan TPI. RCTI juga mengudara di Timor-Leste. Tahun 2009 telah berusia 20 tahun
dan Finalis The Master Limbad juara runner up the master telah beraksi berdiri
di menara selama 20 jam di menara 20 meter tanggal 24 Agustus 2009, Limbad
berhasil menjatuhkan diri dari menara yaitu pertanda Hari ulang tahun RCTI yang
ke-20. Direktur Utama RCTI saat ini adalah Hary Tanoesoedibjo, yang juga
Presiden Direktur dan CEO dari Media Nusantara Citra (MNC) dan Global Mediacom
RCTI-pun menggandeng JakTV stasiun televisi lokal Jakarta, untuk bergabung
dalam satu manajemen, yaitu Media Nusantara Citra (MNC) Tbk. pada tahun 2005
yang lalu.
Direktur Utama yang Pertama : Peter F. Gontha,
Putra pasangan V Willem Gontha dan Alice ini memulai
kariernya dari bawah. Ia pernah bekerja sebagai awak kapal pesiar
Holland-American Line yang berpusat di Belanda dan rutenya trans-Atlantik,
mendapat beasiswa belajar akunting di Praehap Institute Belanda dari Shell,
lalu meniti karier di Citibank New York dan akhirnya menjadi Vice President
American Express Bank untuk Asia. Selama kuliah, untuk tetap bisa hidup dia
bekerja sebagai sopir taksi, pelayan restoran, kelasi, hingga menjadi pembersih
karat kapal. Sampai akhirnya sekarang ini telah banyak perusahaan yang
didirikannya antara lain Plaza Indonesia Realty (The Grand Hyatt Jakarta), Bali
Intercontinental Resort, Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), Surya Citra
Televisi (SCTV), PT Chandra Asri Indonesia, PT Tri Polyta Indonesia, serta
Indovision
Direktur Utama Yang Sekarang : Hary Tanoesoedibjo,
Hary Tanoesoedibjo (lahir di Jakarta, 26 September
1965; umur 44 tahun) adalah seorang pengusaha Indonesia. Hary lulus dengan
gelar Bachelor of Commerce (Honours) dari Carleton University, Ottawa-Kanada,
pada tahun 1988 dan gelar Master of Business Administration dari Ottawa
University, Ottawa-Kanada, pada tahun 1989.
Saat ini Hary memegang beberapa jabatan strategis di
berbagai perusahaan terkemuka di Indonesia. Ia ditunjuk sebagai Presiden
Direktur PT Global Mediacom Tbk (sejak tahun 2002) setelah sebelumnya menjabat
sebagai Wakil Presiden Komisaris perusahaan tersebut. Ia adalah pendiri,
pemegang saham, dan Presiden Eksekutif Grup PT Bhakti Investama Tbk sejak tahun
1989.
B.
Visi,
Misi, Prodak, Dan Sumber Daya Yang Digunakan
1. Visi
"Media Utama Hiburan dan Informasi"
RCTI menyajikan acara-acara yang menarik dan bermutu sehingga
menjadi televisi pilihan terbaik untuk hiburan dan informasi di
Indonesia.Keseimbangan antara bisnis dan tanggung jawab sosial berjalan
seiring.
2.
Misi
"Bersama Menyediakan Layanan Prima"
RCTI memberi tekanan pada semangat kebersamaan dalam rangka
menumbuh-kembangkan upaya-upaya bersama di mana semua komponen Perusahaan, dari
tingkat atas sampai bawah, dirangsang, dikoordinasi serta disistematisasi untuk
berkarya sebaik mungkin dalam memberikan layanan terbaiknya
3.
Produk
RCTI merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam
bidang media, menghasilkan produk jasa berupa
tayangan televisi yang menyediakan informasi
4.
Sumber Daya Yang
Digunakan
Sumber daya yang di
gunakan oleh rcti adalah sumber daya manusia yang profesional penuh
semangat, berdedikasi tinggi, berkomitmen tinggi serta konsisten memberikan
pelayanan terbaik mereka terhadap pemirsa seluruh keluarga. Dengan menunjulkan
kekuatan dari sumber daya manusia yang terbaik maka rcti dapat menjadi acara tv
yang unggulan . memiliki sumber daya manusia yang baik adalah aset terbaik dari
rcti miliki saat ini
C.
Proses
Bisnis
Ketika tahun 2000
yang lalu Hary Tanoesoedibjo kemudian mengambil alih kepemilikan dari PT
Bimantara Citra Tbk yang sebelumnya dimiliki oleh anak mantan Presiden Soeharto yaitu Bambang Trihatmodjo, Hary Tanoesoedibjo kemudian
mengusung ambisi ingin menjadi jawara bisnis media penyiaran dan
telekomunikasi. Dan, mimpi itu terbukti. Kini Hary Tanoesoedibjo mempunyai
banyak stasiun TV swasta seperti RCTI, MNC TV, dan Global TV, perusahaan TV
berlangganan Indovision, juga stasiun radio Trijaya FM dan media cetak Harian
Seputar Indonesia dan Majalah Ekonomi.
Di bawah
naungan PT Media Nusantara Citra (MNC), tak sampai lima tahun, Hary kemudian
berhasil menguasai saham mayoritas di stasiun TV tersebut. Saham MNC sendiri
99,9% dimiliki oleh Bimantara Citra. Sejak memiliki Bimantara, Hary kian
agresif di bidang media. Ditambah lagi, Hary mempunyai kemampuan menentukan
perusahaan-perusahaan media mana yang berpotensi untuk berkembang. Selain itu,
banyak orang mengakui, kunci sukses Hary terletak pada kemampuannya menata
kembali perusahaan yang sudah kusut alias bermasalah. Ini terbukti ketika pria
yang kabarnya pernah tidak naik kelas di masa SMA ini membenahi Bimantara yang
terbelit utang. Sebelumnya, Bimantara juga memiliki stasiun radio Trijaya
FM.
Belakangan,
untuk menambah eksistensinya dalam dunia media, Bimantara juga menerbitkan
media cetak. Sampai saat ini ada majalah, tabloid, dan koran yang bergabung di
bawah bendera Grup Bimantara. Ada majalah ekonomi dan bisnis Trust, tabloid
remaja Genie, dan pertengahan 2005 lalu menerbitkan harian Seputar Indonesia.
Ke depan, MNC diproyeksikan menjadi perusahaan subholding yang bertindak
sebagai induk media penyiaran di bawah Grup Bimantara. MNC juga bakal menjadi
rumah produksi yang akan memasok acara-acara ke RCTI, TPI, Global TV, dan semua
jaringan radionya. Selain itu, MNC akan membangun jaringan radio nasional di
seluruh wilayah Tanah Air. Hary telah membuktikan kemampuannya membangun
dinasti bisnis, dengan nilai aset US$ 7,2 miliar. Kinerja bisnis cemerlang itu
ia lakukan hanya dalam tempo 14 tahun.
Saat ini
Hary memegang beberapa jabatan strategis di berbagai perusahaan terkemuka di
Indonesia. Ia ditunjuk sebagai Presiden Direktur PT Global Mediacom Tbk (sejak
tahun 2002) setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris
perusahaan tersebut. Ia adalah pendiri, pemegang saham, dan Presiden Eksekutif
Grup PT Bhakti Investama Tbk sejak tahun 1989.
Selain itu,
Hary saat ini juga memegang berbagai posisi di perusahaan-perusahaan lainnya,
diantaranya sebagai Presiden Direktur PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC) dan PT
Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) sejak tahun 2003, sebagai Komisaris PT
Mobile-8 Telecom Tbk, Indovision dan perusahaan-perusahaan lainnya di bawah
bendera Global Mediacom dan Bhakti Investama. Hary juga saat ini aktif sebagai
Bendahara Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Ia telah berulang kali
menjadi pembicara di berbagai seminar dan menjadi dosen tamu dalam bidang
Keuangan Perusahaan, Investasi dan Manajemen Strategis untuk program magister
diberbagai perguruan tinggi. Pada 2011, Forbes merilis daftar orang terkaya di
Indonesia, Harry menduduki peringkat ke-22 dengan total kekayaan US$ 1,19
miliar
Kunci sukses
bisnis beliau: Hary mengatakan, sudah dari awal ingin menjadi enterpreneurship.
Ini menjadi tujuannya, dan selalu fokus dan disiplin mengejarnya. "Saya
dari dulu ingin jadi enterpreneurship, dan untuk menjadi tujuan itu, saya terus
fokus dan dislipin, anda juga pasti bisa melakukan itu," ujarnya. Hary
mengatakan, kunci sukses
Pertama, adalah fokus dengan apa yang ingin dicapai. Jangan
menyerah akan kegagalan, karena sukses itu tidak instan, sukses itu butuh
proses. "Tujuan kita harus jelas dan fokus dan jangan berhenti sebelum
tujuan itu tercapai, tapi kita harus ingat sukses besar adalah akumulasi dari
sukses yang kecil-kecil," ujar Hary.
Kedua, Hary menambahkan, agar harus berdoa. Karena
spiritual itu adalah kekuatan, untuk mencapai tujuan. "Istri saya banyak
berdoa untuk saya, biasanya sebelum gol dalam tujuan, itu kita butuh wisdom,
kita harus banyak berdoa, power of pray very strong," ujar Hary.
Ketiga, Hary mengatakan, yakni membangun karakter yang baik,
untuk selalu maju mencapai tujuan yang jelas. Untuk mencapai itu, hal utama
dilakukan adalah fokus pada kualitas bukan kuantitas. "Banyak orang cari
uang, tapi kalau saya bekerja uang nomor dua, tapi yang pertama adalah
kualitas," jelasnya. Terakhir, kunci suksesnya untuk mencapai ini harus
didari disiplin yang komitmen. Karena komitmen yang kuat menghasilkan mental
dan fisik yang kuat. "Intinya kita harus berubah, karena musuh terbesar
dalam hidup adalah diri kita sendiri," ujar Hary.
D. Masalah Yang Dihadapai
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek) yang luar biasa cepatnya harus diakui membawa dampak positif
yang luar biasa besar dalam bidang komunikasi masyarakat. Sekarang, pola komunikasi
dan penyampaian informasi setiap orang bisa dilakukan dimana saja tanpa takut
terhalang oleh ruang dan waktu. Kondisi itu berkat ditemukannya alat komunikasi
seperti handphone dan internet, yang membuat setiap orang praktis dalam
berinteraksi maupun berkomunikasi dengan orang lain, meski beda kota, pulau,
maupun negara sekalipun.
Saat ini masyarakat indonesia
merupakan masyarakat informasi yang menghabiskan sebagian besar waktunya dengan
media komunikasi dan menggunakan teknologi informasi seperti telepon dan
komputer. Masyarakat Informasi yang berbasis data digital pada gilirannya akan
mudah melakukan pertukaran data informasi. Karena saat ini, untuk berhubungan
tidak diperlukan lagi saluran yang berbeda-beda dalam berkomunikasi, sepanjang
data atau informasi sudah berbentuk digital. Dengan munculnya teknologi
informasi yang sedemikian canggih tersebut, juga turut berimbas pada
penyampaian berita yang dimiliki media massa (cetak maupun elektronik) kepada
masyarakat. Jika dulu Koran, radio, dan televisi selalu berpatok pada aturan
baku yang membuat informasi disampaikan secara kaku mengikuti kaidah manual
yang sudah berjalan apa adanya seperti itu, maka kini hal itu tidak bisa terus
diterapkan.
Mengingat saat ini, selain media
cetak dan elektronik, juga muncul media online yang keberadaannya memanfaatkan
fasilitas internet sebagai sarana merebut pangsa pasar media massa yang sudah
lebih dulu eksis. Keberadaan media online yang sewaktu-waktu menyajikan berita
secara cepat dan tepat tanpa terkendala oleh waktu inilah yang dikhawatirkan
akan mampu “membunuh” keberadaan media massa, terutama cetak. Dan
menambahkan bahwa sekarang ini dunia pemberitaan mengistilahkan “yang
cepat mengalahkan yang lambat, bukan yang besar mengalahkan yang kecil”
dalam artian berita yang cepat sampai kepada khalayak itulah yang banyak
diminati.
Ilustrasinya begini, jika ada
pertandingan sepakbola yang dilangsungkan dini hari, maka selesai pertandingan
itu juga media online mampu memunculkan berita agar dapat diakses masyarakat.
Berbeda dengan televisi yang masih membutuhkan waktu puluhan menit hingga
hitungan jam untuk bisa disiarkan menjadi berita kepada masyarakat. Bahkan,
Koran perlu waktu hampir satu hari untuk menyampaikan hasil pertandingan
sepakbola sebab menunggu terbitnya edisi esok hari.
Sehingga jelas rentangan perbedaan
waktu yang mencolok antara media online dan televisi. Bahkan koran membuat jeda
yang cukup lama tersebut akan menggiring masyarakat untuk melirik media
informasi internet yang menyajikan beragam berita secara cepat, yang diiringi
fenomena pembaca koran mau tak mau harus berpindah memanfaatkan internet biar
terus update informasi. Karena itu, jika tak mengikuti arus modernisasi yang
mengarah pada revolusi model penyampaian infomasi, media cetak akan tergilas
dengan penetrasi internet yang semakin massif hingga terjangkau penduduk.
Sebab, keunggulan internet terletak pada keberadaannya yang tak terikat waktu
maupun deadline, yang efek baiknya setiap orang bisa mengakses sepanjang waktu
untuk mendapatkan sajian informasi terkini dan terhangat.
Menyikapi itu, media cetak perlu
berbenah diri menyesuaikan mainstream (arus besar) yang memaksa setiap media
massa melakukan revolusi besar-besaran agar tak ketinggalan zaman dan menjadi
sejarah peradaban manusia. Karena jika tidak, pakar komunikasi terkenal Phillip
Meyer, menyebut koran pada 2040 akan berhenti cetak, bisa jadi kenyataan kalau
tak ada inovasi baru dari pimpinan koran untuk menyikapi perkembangan yang ada.
Ramalan itu bukan mengada-ngada dan dapat saja benar adanya jika pihak media
massa tak mengantisipasi segala perubahan yang terjadi didunia kewartawanan.
Jika selama ini pihak-pihak media
cetak (pimpinan redaksi hingga wartawan) hanya menyajikan berita yang rutin
diterbitkan setiap hari dan mengganggap pembaca sebagai konsumen.
Prinsip-prinsip jurnalisme baru diaplikasikan media cetak agar eksistensinya di
masyarakat memiliki kekhasan dan keunggulan tersendiri yang tak dimiliki media
online. Salah satu yang paling mencolok adalah tuntutan diadakannya rubrik
citizen journalism (jurnalisme warga negara), yang bertujuan memberikan wadah
bagi pembaca untuk memunculkan rasa kedekatan dengan pihak media cetak. Maka
dengan adanya rubrik citizen journalism, pembaca bisa menjadi “wartawan”
dengan melakukan peliputan langsung setiap peristiwa yang memiliki kandungan
berita menarik yang layak diinformasikan. Maksudnya, pembaca dapat menulis dan
melaporkan beragam peristiwa unik yang terjadi di sekitarnya untuk dikirim ke
koran. Asalkan memenuhi unsur minimal aturan baku sebuah berita, pasti pihak
redaksi tak akan segan-segan untuk memuat tulisan berita yang ditulis pembaca.
Hal itu jelas merupakan sebuah
inovasi baru guna menghadapi tuntutan zaman agar keberadaan Koran tak
ditinggalkan masyarakat. Karena disamping pihak media cetak diuntungkan dengan
berita unik yang sempat lolos dari liputan wartawannya. Di sisi lain, pengirim
berita juga akan senang sebab tulisannya dimuat dan dibaca banyak orang, yang
secara tak langsung menimbulkan dampak psikologis berupa kedekatan konsumen
dengan media cetak. Sehingga terjadi simbiosis mutualisme, dimana kedua belah
pihak akhirnya merasa diuntungkan. Dan jalinan rasa pertalian hubungan tak
terlihat tersebut akan membuat berita yang disajikan koran akan tetap selalu
dirindukan dan tak tergantikan dihati masyarakat, walaupun sajian di media
online terus berjalan.
Disamping memberikan sarana edukasi
bagi msyarakat sebagai sarana belajar menulis, pembukaan rubrik baru tersebut
meruntuhkan mitos bahwa hanya kelompok tertentu yang bisa menjadi wartawan.
Kondisi itu dapat dilihat dari banyaknya penulis pemula yang muncul dengan
beragam peristiwa yang dilaporkannya. Hasilnya, rubrik tersebut disebut-sebut
sebagai yang paling favorit sebab banyak pembaca yang berebut menulis hingga harus
dilakukan proses seleksi ketat oleh redaksi koran tulisan mana saja yang layak
dimuat. Dan jika keadaan it uterus berlanjut bukan tak mungkin media cetak
lainnya bakal mengikuti membuka ruang citizen journalism. Sebenarnya bukan itu
yang menjadi titik perhatian yang menjadi ulasan, melainkan lebih pada upaya
media cetak tampil beda supaya keberadaannya tetap diterima masyarakat ditengah
perkembangan media online yang tak terbendung.
Meskipun juga tak bisa menyandingkan
hasil tulisan berita dari masyarakat dengan wartawan profesional. Berpatokan
dari itu, secara keseluruhan terbukti media cetak yang mulai mengembangkan
aliran new journalism eksistensinya tak tergerus internet dan tetap dibutuhkan
pembaca. Memang tak mudah menerapkan aliran jurnalisme kontemporer dalam media
cetak mengingat ada hambatan tertentu yang wajib diatasi sehingga tak semua
pihak mengaplikasikannya. Di samping terhalang kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) wartawan, juga tak adanya kemauan pimpinan media cetak itu sendiri dalam mengantisipasi
perubahan jurnalisme yang menjadi trend global. Tak heran, pada akhirnya
beberapa media cetak semakin ditinggal pembaca dan mengalami kebangkrutan sebab
tak ada lagi pembacanya.
Meskipun banyak kelebihan
disana-sini, kehadiran jurnalisme baru turut serta membawa kekurangan yang
mengundang kritik dari berbagai pengamat maupun praktisi media. Keadaan itu
wajar saja mengingat jurnalisme baru dapat dikatakan merupakan tantangan bagi
wartawan, yang membuat tak selamanya yang baru selalu sempurna dan tanpa
kekurangan. Dan menjadikan pentingnya kompetisi wartawan sebagai ujung tombak
media cetak dalam mencari dan menyajikan berita. Karena sebagai mata dan
telinga masyarakat, tugas wartawan menjadi lebih berat dalam menyusun rangkaian
kata-kata untuk diberitakan berdasarkan hasil terjun di lapangan jika
berpatokan pada jurnalisme baru.
Pasalnya, jika masih berpatokan
jurnalisme lama, wartawan akan setuju dengan ungkapan yang dipopulerkan Charles
A. Dana, “when a dog bites a man that is no news, but a man bites a dog that
is a news” namun, ketika sudah mulai mengaplikasikan prinsip jurnalisme
baru, wartawan akan mendapatkan banyak hal jika pernyataan tersebut benar-benar
terjadi di masyarakat. Bagaimana tidak, jika yang menggigit adalah publik
figur, sementara yang digigit anjing hanya seorang gelandangan, pasti kita akan
sepakat bahwa orang terkenal mempunyai nilai berita yang lebih tinggi. Karena
pasti segala hal terkait publik figur bisa di beritakan, apalagi jika sampai
melakukan tindakan tak biasa sampai menggigit anjing, tentu memiliki berita
tinggi asalkan ditulis dari sudut tertentu dan di luar ketentuan baku, asal tak
mengesampingkan fakta.
Maka itu istilah “good news is no
news, bad news is good news” sudah tak relevan lagi dipercayai sebagai patokan
untuk menilai sebuah berita yang layak dijadikan berita oleh wartawan. Misal,
ada seseorang yang mendapatkan hadiah uang 1 milyar setelah dinyatakan sebagai
pemenang dalam undian belanja. Mengingat jika teliti, wartawan akan bisa
mengungkap banyak informasi dibalik munculnya berita baik tersebut, seperti
bagaimana perasaannya menjadi kaya mendadak, mau diapakan uangnya, atau adakah
munculnya firasat sebelum mendapatkan “rezeki nomplok”? itu semua jelas
bisa dijadikan berita yang layak disajikan kepada masyarakat, sebab peristiwa
itu unik, jarang terjadi, dan tak semua orang mengalaminya. Sehingga tak ada
alasan tidak untuk menulisnya menjadi berita yang memiliki kadar informasi
tinggi.
Jika sudah begitu, di tengah
kekurangannya, jurnalisme baru banyak menawarkan berbagai kelebihannya yang
sangat sayang jika tak diterapkan oleh wartawan maupun pimpinan media cetak.
Pasalnya persaingan koran yang semakin menuntut setiap media cetak untuk
menyajikan berita yang lain daripada berita yang diturunkan kompetitornya,
apabila tak ingin kehilangan pembaca yang berdampak pada turunnya oplah koran.
Hadirnya media online berbasis
internet dengan keunggulan update dari segi informasinya layak dijadikan
sebagai tantangan agar media cetak lebih kreatif dalam menghadapi tuntutan
zaman, bukannya itu dianggap sebagai ancaman. Karena keberadaan koran akan
tetap dibutuhkan masyarakat sepanjang mampu memberikan informasi yang tak mampu
diberikan media online yang juga memiliki keterbatasan.
B A B
III
K E S I M P U L A N
&
S A R A N
A. Kesimpulan
Persaingan yang
kompleks dan perkembangan iptek yang makin berkembang mengantarkan sang “Raja
Multimedia” Harry Tanoesudbjo menjadi raksasa yang ditakuti pesaing di dunia
industry kreatif. Beberapa kiat sukses yang kami jelasakan di atas dapat
membantu para calon pengusaha muda untuk memulai bisnis baru.
B. Saran
Mencontoh kiat
sukses yang diterapkan oleh HT, supaya kita tetap focus dan jangan takut
terhadap persaingan yang ada, akan membuat kita menjadi pengusaha besar yang
sigani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar